CARA MENDAPATKAN ILMU

 

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” 

Betapa saya masih ingat salah satu hadis tentang menuntut ilmu yang pernah diajarkan di pondok pesantren salaf Al-Fatih. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Di waktu pagi mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ranuyoso dan sorenya belajar di pesantren salaf.

Kala memahami hadis ini—saat itu—cenderung merasa bahwa saya (Halimah kecil) haruslah semangat belajar dan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Namun semakin ke sini perluasan pemahaman semakin terasa. Memang pemahaman waktu itu tidaklah salah, hanya saja masih terlalu sempit.

Hadis lain tentang menuntut ilmu,

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“Carilah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”

Mendapati ini saya waktu itu dan saya sekarang, tampaknya masih berpikir sama. Bahwa mendulang ilmu itu tidak ada batasnya. Mulai sejak kita dilahirkan ke dunia sudah mulai belajar, seperti menangis untuk pertama kalinya, tersenyum, bergerak, dan seterusnya. Hingga suatu saat nanti tidak ada lagi di dunia.

Hadis lain menyebutkan bahwa hanya tiga amal yang akan menemani perjalanan kita di alam kubur. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Semisal seseorang mengajarkan cara mengaji kepada muridnya. Kemudian seseorang itu meninggal dan si-murid terus membaca Alqur’an. Di sanalah pahala si-murid juga mengalir kepada seseorang itu. Tentu saja tanpa mengurangi pahala yang didapat si-murid.

Beragam cara untuk mendapatkan ilmu. Bukan hanya di bangku sekolah formal maupun non formal, namun maknanya sangat luas. Bisa saja di warung kopi kita berbincang-bincang dengan teman dan kita mendapatkan ilmu di sana. Bisa saja kita mendengarkan ceramah di you tube, atau mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar online.

Mendapatkannya bisa saja membayar, namun ada juga yang gratis. Hal ini bisa kita buktikan bagaimana selama pandemi ini banyak wadah untuk mendapatkan ilmu. Beragam pelatihan, diskusi, dan seminar digalakkan, tentu itu semua sangat menguntungkan bagi kita. Cukup bermodalkan gawai dan paket data, sudah bisa ikutan mendulang ilmu.

Selain itu, kita juga bisa mendapatkannya dari lingkungan sekitar kita. Belajar dari hal-hal terkecil. Seperti ketika melihat kucing betina sedang menyusui  anak-anaknya, si ibu dengan sabar membiarkan anak-anaknya itu mencecap dengan cara dan gaya masing-masing. Betapa sabar ibu kucing, padahal anaknya banyak. Contoh lain belajar pada tukang pengangkut sampah. Bayangkan saja, sampah segitu banyaknya namun bayaran tidak seberapa. Akan tetapi ia menjalaninya dengan ikhlas. Bagaimana dengan kita, apakah kita mau seperti itu? Tentu masih mempertimbangkan berkali-kali.

Ada suatu fenomena yang saya temukan saat berhenti di terminal Probolinggo. Saya menyaksikan ada seorang pedagang asongan dengan anggota tubuh yang terbatas, hati seketika terkagum kepadanya. Biasanya orang yang kekurangan tidak akan berusaha berjualan, namun akan memilih untuk tangan di bawah. Akan tetapi kali ini berbeda. Di sinilah saya kira kita bisa mengambil ilmu di baliknya. Kekurangan ternyata tidak menjadikannya alasan untuk tidak berusaha. Hal serupa dengan seorang pelukis asal Banyuwangi yang pernah duniahalimah posting beberapa waktu lalu.

Itulah beberpa contoh ilmu yang bisa kita peroleh dengan melihat hal-hal di sekitar kita. Sejatinya semua bertebaran di sekitar, hanya saja tergantung pada kita apakah kita mau mencarinya atau tidak.  Apakah kita membuka mata lebar-lebar, lantas menenggelamkan untuk meraih mutiara di dalamnya.

Semoga bermanfaat

 

Butuh hunian murah dan modern klik gambar atau di sini

Post a Comment

0 Comments