“BELAJAR SEJARAH (1)”

JEJAK LANGKAH TASAWUF

 Istilah ini muncul sekitar abad ke 3/ 4 H. Terminologi ini merupakan istilah dimensi spiritual dalam Islam. Yang menekankan terhadap aspek esoteris dibanding eksoterisnya. Akan tetapi, dalam hal ini tidaklah menafikan segi eksosteris, karena hakikat tanpa syari’at adalah kafir. Sebagaimana yang dicanangkan oleh imam Malik
من تفقه ولم يتصوف فقد تفسق
 ومن تصوف ولم يتفقه فقد تزندق ومن تفقه وتصوف فقد تفقه
Barang siapa yang berilmu fiqih tanpa tasawuf, ia akan fasik, dan barang siapa bertasawuf tanpa ilmu fiqih ia adalah kafir zindik dan barang siapa berilmu fiqih dan bertasawuf ialah yang tepat”.
Jika kita mengatakan tasawuf merupakan hasil “copy-an” dari agama lain tentu kurang benar mengingat sebenarnya hal ini (tasawuf) sudah ada semenjak dahulu. Hanya saja namanya belum ada.
Di dalam ajaran tasawuf, ada pula istilah makrifat, yakni pengetahuan yang cara memperolehnya tidak dapat menggunakan rasio atau nalar kita. Tapi menggunakan dzauq (intuisi), tetapi hal ini, tidaklah memungkinkan karena pengetahuan makrifat ini hanya dapat diperoleh atas izin-Nya. Untuk mendapatkan makrifat tidak dapat mengandalkan inderawi, sebagaimana Rumi pernah berkata “Seperti mencari mutiara yang berada di laut, hanya dengan memandangnya, makrifat juga tidak dapat diperoleh dengan nalar. Akan tetapi, dapat diperoleh karena Allah. Manusia hanyalah mampu berusaha dan menyiapkan (Isti’dad) dengan melalui tazkiyah al-Nafs atau menyucikan diri.




Post a Comment

0 Comments