Perjalanan ke IAIN Madura, Belajar Parental Burnout dengan Self Compassion

doc. Insight Consultant (Bu Lea saat menjadi pemateri)


duniahalimah.com—(17/05) Mendampingi Bu Lea di acara seminar yang diadakan Dharma wanita IAIN Madura. Kami berangkat pukul 05.00 pagi, sampai di Pamekasan pukul 8 lebih sedikit. Disambut hangat oleh ibu-ibu Dharma wanita sehingga memberikan kesan mendalam sampai selesai.

Pertama kali ke IAIN Madura saat mengikuti lomba LKTIQ, sebuah cabang  Musabaqah Tilawatil Qur’an pada tahun 2021 lalu. Sekarang adalah momen kedua. Jika dulu sebagai peserta yang menempati gedung auditorium dari pagi hingga sore, kini mendampingi bu Lea mengisi seminar tentang parental burnout.

Baca Juga Ceritaku saat lomba LKTIQ 2021
Belajar Parental Burnout Meski Belum Jadi Orang tua
 
 Baca Juga Komunikasi Asertif dalam Pernikahan

Sepanjang perjalanan, mata terus menelisik setiap sudut di pagi hari. Masih sangat sepi, hanya sesekali saja kendaraan melaju. Namun suasana menjadi berbeda, saat matahari mulai menampakkan wajahnya. Orang-orang mulai melajukan kendaraannya untuk beraktivitas.

Perjalanan ke IAIN Madura tidak hanya berdua, tetapi ada mbak Diyah yang mengemudi di depan. Bagiku dia sangat hebat, karena dari berangkat sampai pulang dia yang menyetir. Butuh sekitar 2 jam lebih untuk sampai ke Pamekasan.

Madura di pagi hari sangat menarik, terhitung ada enam pasar yang kami lalui dan itu menjadi salah satu sebab kendaraan yang kami tumpangi harus berjalan perlahan. Tetapi tidak masalah, dengan adanya momen ini jadi tahu bahwa kebanyakan pasar di sana berada di pinggir jalan.

Sesekali aku tertidur di mobil, ya melanjutkan kantuk yang semalam belum tertuntaskan. Pasalnya malam (16/05) tidur lumayan larut karena ada tugas organisasi yang perlu dikerjakan.

Bangkalan, Sampang, dan terakhir Pamekasan. Maka sampailah di satu-satunya kampus IAIN di pulau Madura itu. Turun dari mobil tepat di depan gedung rektorat, lalu bertemu dengan ibu bendahara Dharma wanita. Selanjutnya kami menaiki fasilitas mobil dari kampus menuju gedung tarbiyah yang letaknya lumayan jauh dari posisi mobil kami.

Selanjutnya diarahkan ke sebuah ruangan yang sudah berisi ibu-ibu Dharma wanita menggunakan batik warna merah. Tugasku kali ini menyerahkan file materi dan musik untuk terapi ke meja operator. Ternyata diriku berakhir dengan menjadi operator di ruangan itu.

Sesekali kuabadikan gambar momen seminar ini, sebagai bahan dokumentasi dan kenang-kenangan bahwa pernah ke IAIN Madura. Doaku dalam hati, semoga ini membuka kesempatan-kesempatan selanjutnya untuk datang lagi.

Topik yang dibahas kali ini tentang mengatasi parental burnout dengan self compassion. Meski yang dibahas tentang parent tetap perlu dipelajari, sebelum menjadi orang tua agar mendapatkan gambaran.

Burnout tidak hanya dialami mahasiswa atau siswa, tapi seorang ibu juga rentan mengalaminya. Salah satu sebabnya karena banyaknya peran yang diambil dan diamanahkan kepadanya. Mulai dari memasak, berberes, mengantar anak, ditambah lagi bagi ibu yang bekerja di luar dan memiliki posisi di organisasi. Semakin besar potensi  mereka untuk burnout.

Parental burnout dipahami sebagai kelelahan fisik, mental, dan emosi yang dialami oleh orang tua. Akibatnya kurang stabil secara emosi, berdampak pada saat mengasuh anak, dan mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Cara yang Bu Lea tawarkan di seminar ini dengan menggunakan teknik Self Compassion.

Self compassion adalah teknik mengasihi dan memahami diri sendiri tanpa menghakimi.

Setelah penjelasan materi, dilanjut dengan sesi forgiveness therapy menggunakan butterfly hug therapy. Terakhir tanya jawab. Ada satu pertanyaan yang menarik dari peserta, bagaimana cara memberikan parenting di era digital ini? Jawaban bu Lea ialah kita bisa memanfaatkan digital sebagai sarana untuk dekat dengan anak.

Seminar hari itu berakhir dengan foto bersama dan kami diarahkan ke mobil IAIN Madura menuju rumah makan kaldu kikil sapi H. Mansur. Setelah makan bersama, kami pun izin pulang dengan membawa senyuman kebahagiaan.

Cerita tidak cukup sampai di situ, karena di perjalanan masih menumpang sholat di sebuah masjid di daerah Sampang. Kemudian membeli kuliner bebek Sinjai dan bebek Songkem di Bangkalan.

Sampai di klinik hampirl puku 17.00 sore dan kisah perjalanan ke IAIN Madura sudah selesai.

Post a Comment

0 Comments