Lihatlah Sesuatu Lebih Dalam

Ilustrasi: (Ed: Canva) 

duniahalimah.com--Ketika melihat sesuatu lebih dalam, kerapkali membawa kita pada perspektif baru. Semula penuh kebencian, kemarahan, kekecewaan dalam sekejap berubah menjadi iba, sabar, dan tenang. Begitupun sebaliknya, perasaan iba, sabar, dan tenang berubah menjadi kekecewaan, kebencian, dan kemarahan. 

Namun perintah mengenai temukan hikmah atau makna dari sesuatu selalu disandarkan pada akhir yang positif. Sehingga yang melihatnya menjadi menerima atau legowo dalam bahasa Jawa. 

Pembahasan itulah yang digambarkan buku berjudul "Melihat Lebih Dalam" diterbitkan oleh Quanta tahun 2014. Ditulis oleh Allah Alrasid Ajibullah yang terdiri dari 162 halaman. Terbilang sudah lawas, ditambah dengan tampilan bukunya yang penuh dengan bercak dan tercoret spidol. Barangkali hal itu yang membuat harga bukunya menjadi rendah. 

Terlepas dari bentuknya yang kurang bagus, buku ini cukup bagus untuk dibaca. Meski pada beberapa bagian terasa kurang tepat. Ketertarikan membeli buku ini karena saya berpikir di dalamnya akan dipenuhi dengan   tema yang sama.  

Asumsi ini saya dapatkan ketika membaca bab 1 yang menceritakan seorang anak gadis kehilangan kaki kirinya. Penyebab hilangnya karena diamputasi akibat tertimpa gempa. Pada bagian ini saya betul-betul dibawa menyelami bagaimana perasaan anak perempuan dalam cerita itu.

Namanya Eca yang terpaksa harus kehilangan salah satu kakinya. Ia mengaku selama dirawat kerapkali mendapatkan pengalaman spiritual. Alih-alih menyalahkan keadaan, malah menemukan hikmah dibalik keadaan itu.

"Kadang aku berpikir, seandainya saat itu aku mengalami kecelakaan di jalanan atau di tempat lain, belum tentu ada pihak yang mau bertanggung jawab dan mendanai pengobatan sebesar yang dilakukan kampusku."

Ia juga mengaku bahwa apa yang dialaminya membuat orang sekitar semakin sayang padanya. Adiknya tidak gengsi saat mendorongnya di kursi untuk jalan-jalan. Perempuan bernama Eca itu hanyalah manusia biasa, ia juga sempat mengeluh pada Pak Yoyo dosennya. 

Baca JugaPahami Hidupmu Agar Kau Tahu


Mengapa Eca yang mendapatkan ini, mengapa bukan pelacur atau penjahat. Lantas Pak Yoyo menjawab karena Allah sayang pada Eca sedangkan mereka tidak disayangi makanya Allah cuek.

Perempuan berusia 18 tahun itu sempat merasa hidupnya akan berakhir. Akan tetapi, kenyataan berkata lain karena masih banyak orang yang peduli padanya. 

Seorang Ustadzah bagian kerohanian pihak rumah sakit mendekati dan menasehatinya. Lalu ia bertanya tentang apakah pernah meminjam jaket kepada teman? Eca menjawab iya. Ustadzah itu bertanya lagi; Bagaimana caramu mengembalikan? Eca mengatakan ia mengembalikan dalam keadaan bersih dan wangi. 

Selanjutnya Ustadzah itu berkata, "Semua yang kita miliki sekarang adalah amanah dan titipan dari Allah. Allah meminjamkan kaki selama 18 tahun, lalu sekarang Allah ambil salah satunya. Lalu sikapmu bagaimana? (hal 19). 

Eca pun sontak terdiam dan menjawab bahwa dirinya akan mengembalikan kakinya dengan ikhlas.

Di bab pertama saya acungi jempol isi yang diceritakan. Pembaca diajak untuk menerima apa yang telah digariskan oleh takdir. Apa pun yang dipunya hari ini jika waktunya diminta oleh pemiliknya harus ikhlas mengembalikannya. 

Kemudian pada tulisan selanjutnya, saya melihat buku ini cukup random. Apalagi setelah membaca sampai akhir. Bahwa buku ini membahas banyak hal. Tidak monoton pada judul saja. 

Seperti halaman 96,97, berisi pertanyaan yang harus diisi pembaca untuk melihat kepribadian diri. Begitu juga di halaman 101 pembaca diminta mengisi kolom kekurangan dan kelebihan. 

Sampai di tulisan terakhir, sempat membahas kekuatan ucapan terima kasih dan hukum tarik menarik. Poin plus dari buku ini di antaranya ada catatan akhir di setiap bab. Lebih pas dikatakan ringkasan untuk membantu pembaca memahami isi tulisan.

Juga di sela-sela pembahasan terselip terjemahan ayat-ayat Al-Qur'an. Terkesan menguatkan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan. Sedangkan sisi kekurangannya, tema tulisan yang random membuat judul yang diangkat kurang tepat untuk dipilih. 

Terlepas dari kekurangan dan kelebihan sebuah buku bacaan, tidak lantas menghilangkan pembelajaran di dalamnya. 

Sebagai pembaca saya cukup beruntung membaca buku ini. Setidaknya saya memahami bahwa melihat lebih dalam atas sesuatu membantu memperluas pikiran dan menjadikan diri menerima apa yang telah terjadi. 

Baca Juga: Jangan Membuat Masalah Kecil Menjadi Besar

Post a Comment

0 Comments