Perkenalkan Sego Kelor Makanan Khas Kota Lumajang

Ilustrasi: (Foto:internet)


duniahalimah.com—Setiap kota memiliki kekhasan tersendiri dalam memperkenalkan daerahnya. Sederhananya sebagai ikon yang membedakan dengan tempat lainnya. Sehingga mudah dikenal dan diingat oleh para pengunjungnya. Tentu para pengunjung menjadi tidak tenang jika melewatkan kekhasan wilayah yang mereka kunjungi. Indonesia sebagai sebuah negara kaya, setiap kotanya memiliki ikon berbeda-beda. Baik dalam wisata, seni dan budaya, hingga soal kuliner. Itu semua berkelindan, bahu membahu membangun kemakmuran di tengah masyarakatnya.

Salah satu kota yang akan dibahas adalah Lumajang. Letaknya berada di Jawa Timur bagian selatan. Tepatnya di selatan kabupaten Probolinggo, di barat berbatasan dengan kabupaten Malang,di timur berbatasan langsung dengan kabupaten Jember, dan di selatan kota ini samudera hindia. Ikon yang disematkan pada kota ini adalah pisang, sebab Lumajang diakui sebagai penghasil pisang terbesar.

Sebagai kota pisang, keberadaannya cukup diandalkan. Mulai dari destinasi wisatanya hingga soal kuliner akan banyak ditemui di sana. Apalagi di tahun-tahun terakhir ini pihak pemerintah ikut andil memperkenalkan Lumajang ke kancah nasional hingga internasional.

Begitu pun saat membicarakan kuliner, Lumajang memiliki beberapa makanan khas. Seperti kripik pisang, kue lupis, sego kelor, kue latok, Bledus, pecel telo, dan masih banyak lagi. Salah satu yang mengundang perhatian publik adalah sego kelor. Bahkan beberapa media sempat meliputnya. Hal ini tentu tidak terlepas dari keunikan dan penetapannya sebagai salah satu makanan khas kota pisang ini.

Sego yang artinya nasi, sedangkan kelor ialah daun kelor. Cara pembuatannya tidak sulit, hampir sama dengan proses menanak nasi pada umumnya. Bedanya beras dimasak dengan air santan, kemudian dicampur dengan daun kelor yang dihaluskan. Tidak lupa ditambah dengan bumbu  tradisional.

Warna dari makanan ini begitu khas dengan warna hijaunya dan begitu padu jika disandingkan dengan berbagai lauk pauk. Dilansir dari lumajangsatu.com (24/08/2020), Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengomentari soal menu favoritnya yakni sego kelor dipadukan dengan ikan teri dan krupuk. Baginya terasa pahit-pahit menggemaskan.[1] Tidak diragukan lagi, makanan satu ini menjadi salah satu menu andalan di beberapa rumah makan di kota Lumajang. Seperti kafe rojel di Desa labruk Lor, Lumajang.

Baca Juga: Untuk Ritual Kematian, Eh Mengandung 40 Manfaat


Selain rasanya yang nikmat, sego kelor juga mengandung manfaat bagi kesehatan manusia. Kelor atau nama lainnya Moringa Oleifera adalah salah satu tanaman jenis tropis. Sehingga mudah dikembangbiakkan, serta tidak membutuhkan perawatan yang begitu intensif. Bahkan batang dari pohon kelor ini, bisa langsung ditancapkan di tanah. Maka terbentuklah pohon-pohon baru.[2] Mengandung semua jenis asam amino, vitamin C, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, kalsium, kalium, protein dan zat besi. Disamping itu kerapkali kita temukan daun kelor dijadikan sebagai obat untuk mengatasi berbagai keluhan.[3]

Tidak hanya itu, keuntungan seseorang mengonsumsi daun kelor pada tubuh. Mampu melawan radikal bebas, menurunkan kadar gula darah, membantu mengurangi peradangan, menurunkan kolesterol, melindugi dari keracunan arsenik.[4] Betapa banyak manfaat yang bisa kita dapat saat mengonsumsi sego kelor, nasi yang dipadukan dengan kelor. Bukan sekadar nikmat, tetapi menyehatkan.

Di Lumajang sendiri, daun kelor bukan hanya disulap menjadi sego kelor, tetapi juga dikonsumsi dalam bentuk sayuran. Nah buat kalian yang penasaran, yuk singgah dan mari cicipi makanan khas kotaku.


*)Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog  yang diadakan Universitas Esa Unggul. Bagi kalian yang tertarik dengan kampus satu ini, silakan klik di sini

#inikotaku 
 #esaunggul


[1]“Cak Thoriq Ajak Warga Populerkan Sego kelor Makanan Khas Lumajang,” lumajangsatu.com, https://m.lumajangsatu.com/baca/cak-thoriq-ajak-warga-populerkan-sego-kelor-makanan-khas-lumajang dilansir pada 28 Juni 2021
[2] Wahyudi Isnan & Nurhaedah M, “Ragam manfaat Tanaman Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Bagi Masyarakat,”  Bulletin, Info Teknis Eboni, Vol. 14, No. 1, (Juli-2017), 63. Hal serupa terjadi di depan rumah saya. Bahkan batang pohon kelor dijadikan pagar, malah daun-daunnya tumbuh.
[3] https://www.khasiat.co.id/daun/kelor.html dilansir pada 28 Juni 2021
[4] https://www.kompas.com/sains/read/2021/04/23/200000723/5-manfat-daun-kelor-untuk-kesehatan-menurut-sains?page=all#page2 dilansir pada 28 Juni 2021

Post a Comment

2 Comments

Rahman Kamal said…
Huaaa pengen banget nyobain makanan ini, jadi tertarik dan penasaran habis baca review dan cerita dari mbaknya
Nurhalimah said…
Yuk mampir ke Lumajang, nanti nyobain Kak. Hehe