WAKTU
Oleh Nurhalimah
Sederet waktu datang
Datang silih berganti lalu pergi
Seperti musafir yang hanya berhenti mengambil air
Kadang ia datang membawa harapan
Tapi setelah itu pergi menghilang
Tanpa sepatah kata pun jejak langkahnya
Terkadang ia memberikan peluang
Namun tak jarang kita abaikan
Terkadang tiada satu pun peluang
Tapi kita berharap ia datang
Itulah ia, pergi sebentar
Sekejap, lalu pergi lagi
Melukai
Melewati tapi tak kunjung menyinggahi
Lumajang, 24 Juni 2018
AKU TAK PERNAH TAHU, MENGAPA?
Oleh Nurhalimah
Ia menghilang
Padahal aku tak pernah memintanya
Ia pergi
Padahal aku tak pernah mengusirnya
Ia kembali
Padahal aku tak pernah meminta
Ia lupa
Padahal aku tak pernah melupakannya
Mengapa?
Begitu mudah kau menghilang bersama tarian ombak di laut lepas
Mengapa?
Begitu cepat tertelan samudera, lalu terhempaskan ke dalam jurang bawah laut
Mengapa?
Sebegitu cepat berlalu dari depan mata kepalaku
Mengapa?
Lumajang, 24 Juni 2018
BERLALU
Oleh Nurhalimah
Detik demi detik berlalu
Seperti air mengalir tak pernah henti
Terkadang alirannya cepat dan tak jarang lambat
Menit demi menit berlalu
Melaju seperti baling-baling bambu
Jika diterpa angin baling-balingnya berputar
Jam- demi jam berlalu
Seperti mobil lalu lalang tak pernah berhenti
Meski sekejap
Hari demi hari berlalu
Seperti lembar demi lebar buku yang kaubaca
Bulan demi bulan berlalu
Seperti kenangan yang semu
Tak terasa semua itu seperti angin malam yang menelisik kulit lalu pergi tak berpamit
Lumajang, 24 Juni 2018
Nb.
Mohon kritikannya ya. Sudah cukup lama saya tak menorehkan tulisan-tulisan di tempat ini. Ternyata saya juga rindu dengan tempat ini.
0 Comments