Penyebaran Islam di Nusantara Pertama Kali Dinilai Kreatif

Sejarah mencatat bahwa kedatangan Islam ke Nusantara berawal dari para pedagang asal timur tengah yang melakukan interaksi dengan rakyat pesisir Nusantara. Nusantara pada saat itu merupakan tempat pertemuan perdagangan internasional. Nah, di sinilah Islam yang dibawakan oleh para pedagang berinteraksi langsung dengan budaya Nusantara.
Budaya Nusantara pada awal masuknya Islam masih sangat kental dengan ajaran animisme dan dinamismenya. Mau tidak mau, suka tidak suka para pedagang yang memperkenalkan Islam ke Nusantara dihadapkan dengan budaya yang amat kental dengan ajaran Hindu dan Budha.
Para pedagang yang mendakwahkan ajaran yang dibawanya sangatlah dinilai kreatif.  Mengapa kreatif? Karena mereka (para pendakwah) menggunakan metode yang sangat unik dalam menyebarkan ajaran Islam di Nusantara ini. Metode yang digunakan tidaklah menggunakan metode paksaan, namun menggunakan busaya yang melekat di dalam masyarakat kemudian dibungkus dengan nilai-nilai Islami. Seperti halnya peran Walisongo ketika menyebarkan Islam pertama kali, mereka menyebarkan ajaran Islam dengan menyisipkan nilai-nilai keislaman ke dalam budaya yang telah mengakar  di masyarakat Nusantara.
Nilai-nilai Islam yang disisipkan ke dalam budaya seperti halnya yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga (Raden Syahid), beliau menggunakan penyebaran dakwahnya melalui pewayangan. Wayang yang asal mulanya tidak bernafaskan Islam, oleh Sunan Kalijaga dimodifikasi menjadi pewayangan yang bernafaskan Islam. Inilah salah satu dari sekian metode yang digunakan oleh para penyebar Islam di Nusantara.

Sumber: i.ytimg.com)ion

Post a Comment

0 Comments