SANTRI HARUS PUNYA TIGA KATA INI

Sebagai seorang santri pastinya setiap kalian sering mendengar nasehat-nasehat dari Kiai, Bu Nyai, Ustad, Ustadza, dan seterusnya. Ini sesuatu yang wajar dilakukan untuk mengingatkan dan menyimpannya dalam memori otak. Harapannya agar kita bisa menerapkan dalam kehidupan.

Masih ingat betul, saat saya mendapatkan wejangan tiga kata. Tiga kata yang mampu merubah cara pandang dan tindakan. Tiga kata inilah “Tanggap, peduli, tanggung jawab,” inilah  kata yang kerapkali diutarakan kepada santrinya. Pada saat di pesantren, para santri tentu belum memahami mengapa tiga kata ini menjadi sebuah primadona di kala Bu Nyai memberikan wejangan. Bahkan sebagian besar cenderung bertanya-tanya, dan sebagian lainnya cenderung menerima tanpa memikirkan makna di baliknya.

Kalimat yang masih terngiang-ngiang dalam kepala, jika seseorang tidak memiliki tiga hal ini, niscaya dia tidak akan berguna di masyarakat.  Siapa sangka, ternyata tiga kata ini menjadi sebuah bekal penting untuk mengarungi kehidupan bermasyarakat.

Tanggap, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti segera mengetahui keadaan dan memperhatikan sungguh-sungguh, cepat menyadari gejala yang timbul. Di saat menghadapi situasi darurat seorang santri akan secara refleks melakukan tanggapan. Santri yang telah membiasakan diri bersikap tanggap, dia tidak akan mengacuhkan sesuatu. Dia akan mencarikan solusi sejauh kemampuan yang dimilikinya.

Peduli, dalam pemaknaan bahasa Indonesia diartikan mengindahkan, memperhatikan, dan menghiraukan. Apa pun yang ada di depannya ia pedulikan. Semisal ada kawannya yang sakit, seorang santri akan mengedepankan empati dan simpatinya. Baik dalam membantu memberi bantuan emosional maupun finansial.

Tanggung jawab, pastinya setiap kita kerapkali mendengar istilah ini, namun jika ditilik dalam kamus bermakna keadaam wajib menanggung segala sesuatu. Santri hendaknya memiliki rasa tanggung jawab besar dalam memainkan amanah yang disematkan dalam pundaknya. Ketika seorang santri mendapatkan kesempatan menduduki kursi kepemimpinan, maka ia akan mengkerahkan seluruh tenaganya untuk menjalankan sebaik-baiknya.

Itulah tiga kata yang harus ada dalam setiap diri kita, khususnya untuk para santri. Mengapa tiga hal ini harus ada? Karena sejatinya tiga kata ini sangat dibutuhkan dalam segala lini kehidupan di masyarakat. Baik dalam organisasi maupun komunitas, pemerintahan, bahkan di dalam keluarga.

Mari kita coba lihat bagaimana di luar sana banyak orang yang pintar namun dia tidak berguna di masyarakat. Mengapa begitu? Bukankah dia pintar? Karena mereka tidak memiliki hal ini. Pintar saja sejatinya tidak cukup untuk dijadikan modal bermasyarakat. Masyarakat tidak butuh sosok pintar tanpa memiliki rasa tanggap, peduli, dan tanggung jawab. Kepintarannya hanya untuk dirinya sendiri tanpa mengindahkan orang lain.

Setiap wejangan di pesantren hakikatnya adalah bekal di masa depan. Layaknya tiga hal ini. Di saat mengenyam pendidikan di pesantren, betapa meraba-raba tentang maksud dari tiga hal ini. Namun setelah lulus barulah tersadar dari tidur panjang. Bahwa segala hal butuh tiga kata ini. Ya, mungkin masih banyak kata-kata bijak yang bisa diterapkan, namun percayalah tanpa tiga kata ini bagaimana interaksi sosial dapat berjalan?


Post a Comment

0 Comments