PENTINGNYA BERBAGI TERNYATA MENARIK ENERGI

Doc. Dunia Halimah

Bulan Ramadan merupakan salah satu bulan yang datangnya selalu ditunggu-tunggu. Mengapa ditunggu-tunggu? Salah satu alasannya karena di bulan inilah amal ibadah dilipat gandakan, bulan turunnya Alqur’an, dan bulan yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada bulan ini kesannya begitu berbeda, umat muslim di seluruh dunia berlomba-lomba dalam kebaikan. Baik dengan memperbanyak ibadah salat, mengaji Alqur’an, maupun ibadah sosial seperti berbagi kepada sesama.

Beragam cara dilakukan oleh seluruh umat muslim di belahan dunia untuk mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini, salah satunya melalui berbagi. Berbagi dimaksud adalah membagikan sebagian harta kita kepada orang lain. Baik dalam bentuk uang, pakaian, makanan, maupun tenaga. Dalam Alqur’an maupun hadis sebenarnya sudah dijelaskan mengenai pentingnya berbagi kepada sesama. Seperti dalam Alqur’an surat Al-Baqarah ayat  125, antara lain;

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah; “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi ayat Alqur’an yang menjelaskan tentang anjuran berbagi kepada orang lain. Rasulullah sendiri juga seringkali menyebutkan bagaimana pentingnya berbagi.

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)[1]

Dari salah satu ayat Alqur’an dan hadis di atas telah begitu jelas bahwa berbagai kepada sesama adalah bagian dari sesuatu yang sangat dianjurkan. Rasulullah sendiri pernah menyebutkan bahwa kelak di alam kubur nanti kita hanya akan ditemani oleh “Sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat,  serta anak saleh yang mendoakan.” Di sinilah mengapa sedekah atau berbagi ini harus ditanam dalam diri kita masing-masing.

Apalagi dari beberapa penelitian telah ditemukan bahwa dengan berbagi kepada orang lain dapat memberikan efek positif bagi diri kita. Di saat kita memberi dengan perasaan ikhlas maka akan membuat hati terasa bahagia. Ketika hati sudah bahagia maka terjadilah energi positif yang dapat membuat tubuh semakin sehat.  Selain itu kebanyakan motivator-motivator (pembicara) baik di seminar maupun di berbagai pelatihan sangat menganjurkan kepada peserta agar banyak bersedekah. Biasanya mereka menyebutnya sebagai hukum “Tabur Tuai.”

Dilansir dari sebuah website bisnis, jika kita menggunakan logika, pastinya harta yang disedekahkan akan berkurang. Namun jikaa menggunakan logika sedekah atau energi sedekah hasilnya berbeda. Sebagian harta yang disedekahkan, dinikmati oleh penerimanya dan puluhan lontaran  doa keberkahan diberikan kepada yang memberi. Bayangkan saja jika memberi kepada banyak orang, berapa doa yang didapatkan. Dan kegiatan memberi dicatat oleh Allah dijadikan sebagai amal di akhirat nanti.[2]

Memberi sebagai energi positif, juga disebut sebagai hukum energi berputar. Maksudnya adalah apa yang kita berikan tidak akan musnah begitu saja, namun berputar-putar di alam semesta.[3] Sehingga menarik energi positif sekitarnya dan akan kembali kepada yang memberi. Di sinilah kinerjanya sama dengan hukum tarik menarik. Siapa yang menanam dialah yang akan menuai. Jadi mulai sekarang rajin-rajinlah bersedekah, apalagi di bulan Ramadan ini!

#inspirasiramadan

#dirumahaja

#flpsurabaya

#BERSEMADI_HARI-KE-2

 

 

 



 



[2] Ibizcoach.com, sebuah website seputar info bisnis.

[3] Ibid.


Post a Comment

0 Comments