Berkaca untuk Tumbuhkan Kepercayaan Diri

 

Ilustrasi: (Foto:Internet)

duniahalimah.com--Pagi ini sebelum bersiap-siap pergi ke tempat kerja, saya sempatkan berkaca dan olahraga ringan. Ketika berkaca, terjadilah adegan yang membuat tertawa, namun ini sebetulnya bermanfaat bagi siapa pun yang menerapkannya. Mata saya beradu, antara bayangan dan asli, saling bertemu. Terucaplah, betapa Allah masih memberikan nikmat luar biasa dengan segala yang lekat dalam tubuh. Mulai dari rambut, kepala, mata, hidung, pipi, telinga, sembari sesekali tangan menyentuh bagian-bagian tubuh itu satu persatu. Konon dalam dunia psikologi kegiatan menyentuh bagian tubuh seperti ini disebut quantum touch.


Mari kita lanjutkan, masih saya tatap gambar tubuh di cermin itu. Kemudian berucap lagi, “Ini adalah gambaran ciptaan Allah yang sangat luar biasa. Dalam setiap sentuhan, ada aliran darah, hormon, dan segala penyusunnya. Namun mengapa kerapkali tidak bersyukur dan lupa bahwa Allah menciptakan ini sebetulnya tidak ada yang sia-sia. Saya berharga dan saya luar biasa.” Kemudian saya ulangi berkali-kali dengan ucapan sama, sembari mengulum senyum, “Betapa ini hebat, lalu mengapa seringkali menggerutu dan tidak berharga?”


Selama ini, mungkin saya atau pembaca kerapkali memfokuskan diri pada setumpuk kekurangan dalam diri. Sehingga tanpa tersadar alpa dengan kelebihan yang dimiliki. Coba hitung kelebihan yang kita punya dan mari bandingkan dengan kekurangan. Pastinya kelebihan lebih dominan dibandingkan kekurangan.  Jika kita menggunakan teori dalam dunia bisnis, kita perlu memfokuskan diri pada kelebihan atau kekuatan (strength) dibandingkan kelemahan (weakness). Akan tetapi kita sering fokusnya pada kelemahan, bukan pada kekuatan. Di sinilah seharusnya setiap kita membangun kekuatan itu agar merasa berharga.


Betapa pentingnya merasa berharga untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada setiap orang. Dengan begitu seseorang akan mudah meraih apa yang dicita-citakan. Sedangkan di saat seseorang merasa tidak berharga, maka ia akan berbuat sesuatu yang dapat membuat dirinya berharga. Jika Abraham  Maslow menyebutnya aktualisasi diri. Tidak jarang kita menemukan orang-orang bertingkah di luar batas wajar. Bahkan, seperti selfi berlebihan atau tiktokan hingga kecanduan, bisa jadi adalah bagian dari “untuk” memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ini “dalam rangka untuk berharga.”


Sedikitnya ada beberapa keuntungan yang bisa didapat di saat kita berkaca seperti yang saya lakukan itu;


Bersyukur, di saat memandang dan bicara kepada diri sendiri, akan tumbuh perasaan bersyukur. Bayangkan saja, jika suatu saat tubuh yang kita pegang saat berkaca itu terkubur ke dalam tanah.


Berharga, Allah menciptakan tubuh ini sebetulnya tidak ada yang sia-sia. Dengan sangat tunduk, tangan kanan dan kiri tidak pernah bertengkar. Telinga kanan dan kiri tidak pernah bertemu, namun  selalu setia bekerja. Di sinilah perasaan berharga akan muncul, sembari mengucapkan kata-kata sugesti "Aku berharga dan aku luar biasa." Menyitir dari guru saya, ketika kita sendiri merasa berharga, tentu tidak akan ada orang lain (di luar diri) yang mampu menginjak-injak "berharga" kita.


Percaya Diri, kegiatan berkaca juga memberikan dampak percaya diri. Percaya diri ini penting bukan hanya digunakan saat akan berbicara di depan forum. Akan tetapi juga penting dalam meraih kesuksesan di masa depan.


Baca Juga: Solusi Percaya Diri Ada Pada Pilihanmu


Itulah beberapa hal yang bisa kita dapat saat berkaca seperti yang saya lakukan. Mulai sekarang dan seterusnya, marilah mencoba bercermin di depan kaca. Tanyakanlah pada dirimu sendiri. Berharga tidaknya tergantung pada dirimu, bukan pada diri orang lain. Ketika kamu sudah mencintai dirimu sendiri, betapa kamu akan mudah mengalirkan energi cintamu pada orang lain. Itulah mengapa seseorang yang ingin membantu orang lain untuk menyembuhkan diri mereka, maka orang itu harus mencintai dirnya sendiri terlebih dahulu.


Semoga bermanfaat

Sidoarjo, 22 September 2020


 

 

Post a Comment

0 Comments